Media Ilmu

Satu Langkah Untuk Menjadi Lebih Baik

Betapa Allah telah memberi nikmat dan rahmatnya kepada kita umat manusia, dengan nikmat-nikmat yang tiada tara besarnya. Manusia telah dilebihkan oleh Allah dari makhluq-makhluq yang lain dan untuk manusia yang telah ditundukkannya “alam semesta” ini agar manusia bersyukur kepada Allah.

Salah satu cara untuk menumbuhkan dan memelihara sifat-sifat mulia yang ada pada diri kita adalah dengan melihat betapa banyaknya nikmat-nikmat pemberian Allah yang telah Allah limpahkan kepada kita. Kemudian kita selalu menjaga kebersihan aqal dan hati kita dengan iman dan taqwa, maka nikmat-nikmat Allah yang sedemikian besar itu akan bisa terlihat dan terasa nyata di dalam aqal dan hati nurani kita.

Dan manusia akan semakin mudah dalam bersyukur kepada Allah dengan cara memelihara dan mempertahankan sekuat tenaga akan sifat-sifat mulia yang telah Allah berikan kepada mereka dengan cara menjauhi segala perbuatan dosa-dosa yang dapat merusakkan sifat-sifat kemuliaan manusia.

Pengalaman seorang relawan letusan Gunung Merapi ditengah-tengah evakuasi pemindahan pengungsi, akibat guyuran debu vulkanik yang sedang terjadi, mula-mula jarak pandang mobil evakuasi menjadi semakin pendek, lama kelamaan ketika debu menempel dikaca mobil dan semakin tebal maka pandangan kearah luar menjadi tertutup. Pandangan menjadi terbatas dan sempit.

Kenyataan dalam hidup keseharian disadari atau tidak disadari bahwa curahan nikmat Allah yang tak terhingga besarnya telah diberikan oleh Allah kepada manusia, di zaman modern ini, nikmat-nikmat tersebut sering dilupakan dan diremehkan oleh manusia-manusia, hal ini disebabkan oleh karena semakin tebalnya hujan debu-debu dosa yang berhamburan tersebar di tengah-tengah budaya masyarakat modern dan kemudian jatuh menempel dan menutupi mata hati nurani umat manusia.

Budaya modern yang dipenuhi dengan teknologi canggih. Namun banyak sekali kemajuan teknologi tersebut hanya digunakan untuk membuat hiburan-hiburan yang bersifat mengumbar, memperturutkan dan membebaskan serta meliarkan pemuasan hawanafsu. Sehingga dijaman modern ini ibarat manusia sedang berjalan di tengah hamburan hujan badai debu vulkanik imajiner yang kemudian dapat membatasi dan merusak keluasan pandangan mata hati. Bila kita mengkonsumsi budaya pemuasan hawanafsu tersebut maka pandangan mata hati kita akan semakin sempit dan bahkan bisa menjadi buta, gelap gulita.

Sebuah sunatullah, jika manusia membiarkan dirinya menuhankan hawanafsunya, maka manusia akan tertutup mata hatinya, sehinga petunjuk cahaya Allah tidak akan dapat menembus mata hatinya. Ibarat debu-debu dosa yang melekat kedalam mata aqal dan mata hati, menjadikan manusia bisa menjadi buta melihat tanda-tanda keagungan Allah Tuhan semesta Alam, kadang manusia lebih suka mendabik dirinya sebagai manusia atheis (tidak berTuhan).

Akibat buruk selanjutnya baik sengaja atau tidak sengaja tentu manusia kemudian mengabaikan agama, mengabaikan keimanan, mengabaikan keyakinan tentang adanya kehidupan di akherat, dan tentu tidak ada kemauan bersungguh-sungguh untuk mempersiapkan kebahagiaan hidup di akherat. Hidup hanyalah sekedar di dunia ini saja, untuk selalu bersenang-senang. Debu-debu dosa, debu vulkanik imaginer, debu debu budaya memperturutkan hawa nafsu telah menjadikan mata hati dan mata aqal manusia menjadi berpandangan sempit dan terbatas



Manusia modern, sering manusia terbiasa dengan kehidupan bebas menerjang aturan moral mulia, manusia merasa lebih suka dengan melupakan aturan-aturan Allah Tuhan Pencipta Semesta Alam, Tuhan yang yang telah demikian besar jasanya kepada manusia. Keingkaran demi keingkaran bermunculan disana sini, semakin memekatkan dan menggelapkan suasana kejiwaan, dan menjadikan gelapnya keharmonisan kehidupan
Gelapnya keharmonisan hati manusia menjadikan hubungan antar manusia hanya dinilai dan diisi dengan berebut kenikmatan materi, berebut kenikmatan ragawi dan berebut keras dengan kekuasaan duniawi. Debu-debu vulkanik imaginer, debu-debu dosa telah membuat gelap suasana hati manusia. Disaat yang demikian siapakah yang bisa menjadi relawan-relawan korban keganasan debu vulkanik imaginer?


Debu-debu vulkanik dari gunung berapi, dimuntahkan oleh gunung berapi bisa saja menelan kurban, dan kadang menghasilkan kerugian materiil dan non meteriil yang sangat besar, namun sampai pada waktunya, debu-debu tersebut akan menjadi pupuk yang sangat berguna bagi ladang pertanian, atau ditambang menjadi pasir bahan-bahan bangunan.

Debu-debu vulkanik imaginer, banyak sarana hiburan dijaman modern ini yang digunakan untuk menyebarkan debu vulkanik imaginer. Banyak manusia yang tidak menyadari bahwa mereka telah berperan sangat-sangat besar dalam “ngabul-ngabul bledug imaginer”, menghambur-hamburkan debu vulkanik imaginer. Ikut beramai-ramai menghambur-hamburkan debu-debu budaya dosa ditengah-tengah masyarakat. Sehingga masyarakat telah mengkonsumsi budaya-budaya dosa tanpa terasa. Sehingga hati umat manusia semakin jauh dari Allah, hidupnya semakin jauh dari agama serta jalan hidupnya semakin jauh dari jalan-jalan yang ditunjuki oleh Allah.


Segala puji bagi Allah, Al-Qur’an dan As-Sunnah, agama Islam bukan agama penghambat kemajuan umat manusia, namun Islam adalah agama pengendali aqal dan hati manusia agar hidup selalu mengendalikan hawanafsunya , hidup dengan mengikuti petunjuk Allah Tuhan Sang Pencipta Alam, hidup untuk beribadah dan tunduk patuh kepada Allah Tuhan semesta Alam, hidup untuk melihat tanda-tanda keagungan Allah di segenap penjuru bumi dan penjuru alam raya dengan teknologi super ultra modern.

Hidup untuk melihat keagungan Allah di dunia dan diakherat, hidup dengan menjauhi dosa dan kemudian bertasbih mengagungkan Allah di dunia dan di akherat. Bukan sebaliknya hidup untuk memuja hawanafsu, hidup bersenang-senang tanpa batas, hidup melupakan kebenaran yang datang dari Allah SWT. Hidup terbelenggu oleh kecanduan memuaskan hawanafsu, bahkan hidup dengan giat merusak alam lingkungan.

Semoga Allah menumbuhkan generasi relawan-relawan penyelamat akhlaq umat manusia, yang dapat menyelamatkan kurban-kurban hujan badai debu debu dosa yang tanpa disadari terus menerus sedang dihambur-hamburkan di tengah-tengah kehidupan Global, dan telah mengacaukan keharmonisan kehidupan dengan moral mulia. Semoga Allah mengampuni dan menunjuki kita semua untuk kembali kepada jalan-jalan selamat dan mulia, amien, Wallahu a’lam


Dikutip Dari : MTA Online

0 komentar

Posting Komentar

Categories

Friend :)

Top Entri